Pada mulanya mbah Hilaluddin, paman dari sang pendiri
pondok pesanteren Darul Huda mayak ponorogo, mengadakan acara semacam pengajian
kitab salaf dilingkungan mayak. Kegiatan itu benrjalan sekitar tahun 1950-an.
Pengajian kitab pada masa beliau dilaksanakan pada malam hari pukul 19.00 hingga
pukul 21.00 WIB. Sayangnya pada tahun 1957 acara pengajian semacam madrasah
diniyah tersebut berhenti. Sepulangnya Mbah Hasyim dari pondok Jampes barulah
madrasah diniyah mulai dirintis kembali dari awal. Saat itu sekitar tahun 1968
dan masih menggunakan tempat di gedung Madrasah Ibtidaiyah Muslimat mayak
kulon.
Cikal bakal berdirinya pondok pesantren Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo
adalah berdirinya Madrasah Diniyah Miftahul Huda pada kurun waktu 1968. Selama
sekian kurun waktu itu jenjang pendidikan madrasah diniyah ini mengalami
beberapa kali perubahan. Mulai dari jenjang 8 tahun, yakni 5 tahun untuk
tingkat Ibtida’ dan 3 tahun untuk tingkat Tsanawiyah, jenjang 9 tahun yakni 3
tahun tingkat Ibtida’, 3 tahun tingkat Tsanawiyah dan 3 tahun tingkat Aliyah
hingga terakir jenjang 6 tahun, menyesuaikan dengan jenjang sekolah formal pagi
yakni 3 tahun untuk Madrasah Tsanawiyah dan 3 tahun untuk Madrasah Aliyah.
Dengan jenjang demikian diharapkan setelah santri lulus sekolah formalnya yakni
MTs dan MA, ia juga sudah lulus di jenjang madrasah diniyahnya.
Namun pada kurun terakhir ini, setelah melihat banyaknya fenomena santri baru
yang belum bisa membaca dan menulis arab, maka madrasah diniyah tersebut
ditambah satu jenjang untuk tingkat pemula yang berangkat dari nol, yakni
tingkat SP atau sekolah persiapan. Setelah lulus madrasah diniyah pun, bagi
santri yang masih ingin berkehendak mengenyam pendidikan dengan mempelajari
kitab-kitab ulama’ salaf di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak, disediakan 2
tahun jenjang, yakni jenjang takhasus 1 dan takhasus 2. Pada jenjang inilah
materi persiapan bermasyarakat, persiapan berumah tangga, persiapan
berwirausaha,dan persiapan menjadi pendidik yang professional bakal benar-benar
diasah dan dilatih sehingga kelak ketika pulang para santri Darul Huda adalah
produk unggulan baru yang siap pakai.
Setelah berjalan sekitar 5 tahun lamanya, baru pada kisaran tahun 1971/1972
masehi kegiatan madrasah diniyah yang pada mulanya dilaksanakan pada waktu
malam hari dan menempati gedung MI mayak kulon mulai dipindah kegedung mayak
wetan. Waktu pelaksanaanya pun diganti pada sore hari.
Nama Pondok Pesantren Darul Huda dan Madrasah Diniyah Miftahul Huda sendiri
mengikuti pada nama pondok pesantren Darul Huda dan madrasah diniyah Miftahul
Huda jampes Kediri. Di pondok yang dirintis Mbah Ihsan jampes itulah sang
pengasuh, Almaghfurlah K.H.Hasyim sholeh pernah mengenyam pendidikan sebagai
santri selama beberapa tahu.
Selain pernah mengenyam pendidikan dengan serius di jampes, Mbah Hasyim juga
pernah nyantri di bendo Kediri, mranggen, jamsaren solo, muntilan, pondok
termas pacitan dan lain sebagainya. Tak berbeda jauh dengan pondoklain,
termasuk pondok pesantren Darul Huda Jampes yang justru lebih dikenal dengan
sebutan Pondok Jampes, pondok pesantren Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo yang
berdiri pada tahun 1986 masehi ini pun juga lebih dikenal khalayak dengan nama Pondok
Mayak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar